Klasifikasi Sukun
Artocarpus altilis (Parkinson) Fosberg adalah nama ilmiah tumbuhan sukun. Tanaman ini masuk dalam golongan suku Moraceae dari marga Artocarpus.
Marga Artocarpos terdiri dari 60 spesies tanaman, termasuk pula buah nangka, kluwih dan cempedak. Penyebutan buah sukun terkadang juga diberikan untuk buah yang berasal dari tanaman Artocarpus camansi dan Artocarpus mariannensis.
- Kingdom Plantae
- Sub Kindom Viridiplantae
- Infra Kingdom Streptophyta
- Super Divisi Embryophyta
- Divisi Tracheophyta
- Sub Divisi Spermatophyta
- Kelas Magnoliopsida
- Super Ordo Rosanae
- Ordo Rosales
- Famili Moraceae
- Genus Artocarpus J.R Forst. & G. Forst.
- Spesies Artocarpus altitis (Parkinson) Fosberg
Tanaman sukun merupakan tanaman cultigen, yaitu tanaman yang tidak tumbuh dalam keadaan liar. Menurut perkiraan, Artocarpus altitis atau sukun tumbuh domestik pertama kali di Papua Nugini dan berasal dari spesies Artocarpus camansi.
Sebagian besar pohon sukun yang tumbuh dan dibudidayakan saat ini merupakan varietas hibrida, yaitu hasil persilangan dari Artocarpus altitis dengan Artocarpus mariannensis.
Mengenal Pohon Sukun
Tumbuhan sukun memiliki kayu yang bersifat lunak dengan warna batang hijau kecokelatan dan mengandung getah diseluruh bagiannya. Umumnya, pohon sukun dapat tumbuh mencapai ketinggian 30 meter. Akan tetapi pada tanaman sukun hasil budidaya, rata-rata tumbuh dengan ketinggian 8 hingga 15 meter.
Tanaman sukun muda adalah pohon dengan batang tunggal. Setelah tumbuh mencapai 4 meter, tanaman sukun akan menghasilkan percabangan yang tumbuh secara horizontal dengan tajuk luas dan rimbun sepanjang sekitar 4 meter.
Secara alami, pohon sukun akan mengeluarkan tunas pada akarnya. Buah sukun tidak menghasilkan biji, sehingga untuk memperbanyaknya dilakukan dengan cara vegetatif.
Teknik cangkok dan stek merupakan teknik yang umum digunakan untuk budidaya sukun. Metode stek adalah cara paling efektif untuk pembibitan secara masal. Selain itu, tanaman sukun juga bisa diperbanyak melalui teknik kultur jaringan.
Morfologi Sukun
Bentuk fisik pohon sukun dapat dikenali dari batang, daun dan buahnya. Berikut ini adalah ciri morfologi tumbuhan sukun, yaitu:
Akar
Pohon sukun memiliki akar tunggang yang tumbuh kebawah serta akar samping yang tumbuh dangkal. Akar samping buah sukun yang terpotong atau terluka merupakan bagian yang akan ditumbuhi tunas dan dapat dijadikan bibit.
Batang
Batang sukun tumbuh ke atas dengan tekstur lunak dan mengandung getah yang banyak. Pemanfaatan batang sukun sangat jarang sebab termasuk kayu yang tidak awet dan tidak kuat.
Daun
Daun pohon sukun adalah daun tunggal yang berbentuk oval hingga lonjong dan ukurannya cukup besar. Ukurannya panjang berada pada rentang 20 cm hingga 60 cm serta lebar 20 cm hingga 40 cm dengan panjang tangkai 3 cm hingga 7 cm.
Bagian pangkal daun sukun cenderung bulat meruncing dan tepi daun berlekuk menyirip dengan diselingi percabangan. Permukaan daun sukun bagian atas berwarna hijau mengkilap dan jika diraba terasa licin, sedangkan bagian bawah berwarna kusam dan teksturnya kasar.
Bunga
Pohon sukun menghasilkan bunga di bagian ketiak daun pada ujung cabang atau ranting. Bunganya termasuk jenis tunggal atau bunga jantan dan betina yang terpisah namun berada dalam satu rumah. Bunga jantan berwarna kuning dan bentuknya seperti tongkat panjang yang disebut ontel, sedangkan bunga betina bentuknya bulat dengan tangkai pendek.
Seperti penyerbukan alami pada umumnya, proses penyerbukan terbantu oleh angin. Selain itu, serangga juga turut berperan dalam penyerbukan bunga.
Buah
Buah sukun berbentuk bulat dan cenderung lonjong dengan diameter rata-rata 20 cm hingga 30 cm. Berat buah sukun sekitar 3 hingga 4 kg tergantung varietas tanaman sukun yang menghasilkannya. Ketika muda, buah ini berwarna hijau terang dan ketika matang akan berubah menjadi kekuningan atau oranye kecokelatan.